Kamis, 17 September 2015

Memori kelabu

Hai kamu..
Begitu banyak kata maaf yg ingin tersampaikan..
Maaf tak bisa jadi seseorang yg slalu ada untukmu. Maaf tuk jadi aku yg mudah menyerah. Maaf tak ada kata penjelasan d antara kita.
Bukan mau ku mendua. Hanya maaf tak bisa ku lanjutkan karna orangtua. Klise memang. Dan terkesan mencari pembelaan. Tapi itu memang pada nyatanya.
Jika dngan kamu yg melihat banyak salah dan kurangku bisa membuatmu menjauh. Tak apa aku rela, karna jujur tak mampu aku berucap segala hal nyata.
Bukan apa, tpi lebih baik kau kenal aku yg tidak setia aku yg penuh cela. Dari pada permikiran itu tertuju untuk mereka. Seluruh nafas dan jiwaku.
Sayang.. iya sayang ku masih untukmu selalu.
Pasti bulshit mnurutmu, omongkosong. Karna jika ku benar sayang takkan mampu ku sakit i mu.
Tapi percayalah, lebihbaik kau lupakan aku dngan anggapan itu. Daripada kau lupakan aku tanpa celaku. Karna mudah melupakan seseorang bersama noda hitamnya. Daripada melupakan orang tapi masih dngan rasa sayangnya.
Maaf karnaku mengukir luka dalam.
Percayalah. Meski kini kita tiada bersatu. Kau untukku, aku untukmu. Entah dalam bentuk apapun itu.
Selamat tinggal. Dan terimakasih kesayangan hatiku.
#R

Senin, 17 Agustus 2015

Betadine

Teruntuk kamu yang di situ.
Maaf tlah membuatmu merasa menjadi handsaplast ku. Sungguh bukan maksud hati seperti itu. Ya aku memang sedang luka. Aku memang sedang sakit, tapi apa salah jika ku mencari pengobatan. Bukan, hal itu tidak pula menjadikan mu sebagai handsaplast ku yg setelah luka ku sembuh lantas ku membuangmu. TIDAK.bukan seperti itu.
Aku ingin kamu menjadi betadine ku. Sembuhkan sedikit demi sedikit lukaku. Meresap menjadi satu dalam tiap pori" hatiku. Maaf jikalau salah penyampaianku dalam sikapku. Jadi bukan inginku sembuh dalam sekejap mata. Tapi denganmu betadine ku, ku ingin sembuh perlahan. Dan mengisi tiap pori" hatiku hanya denganmu.
Ini sedikit pengungkapanku. Untuk kamu betadine ku. Semoga nanti kamu bisa membaca sepenggal kata yg tlah ku tulis untukmu. Eemoga sedikit kata ini bisa mendamaikan hatimu memberi sedikit penerangan untukmu. Dan disini aku menunggumu, dengan sedikit lukaku yg kali ini bukan karena dia tapi karnamu yg pergi meninggalkanku. Disini sedikit banyak harapku kamu kembali mengobati lukaku. Aku menunggumu Betadine hatiku. :)

Sabtu, 01 Agustus 2015

Maaf aku memilih.

Kekasih, maaf jika aku memilih.

Ada getar rasa berbeda, untukmu yang pernah hadir menjadi warna.
Oh bukan, bukan pernah. Sampai tertulisnya ini, warna itu masihlah kamu.

Iya, indahmu terlalu sulit aku pudarkan.
Seakan di wajahmu ada purnama yang tenggelam. Menyita habis seluruh perhatian.

Kekasih, andai pena takdir bisa aku tulis sendiri, akan aku sandingkan namamu dan namaku saling bersisi.

Merubah segala nyata, memerintah seluruh semesta, untuk mengiyakan kebersamaan kita.

Tapi aku siapa? Aku hanya makhluk tanpa daya jika bukan dengan pertolongan-Nya.

Jangankan merubah takdir kita, temukan mantra yang bisa hadirkan cinta di hatimupun aku tak bisa.
Bukankah semua hanya akan terjadi dengan seizin-Nya?

Sedang memintamu pada Tuhanku, aku tak akan pernah mampu.

Bukan, kekasih. Bukan aku tak mau memintamu pada Pemilikmu.
Aku hanya takut Dia mentertawakanku, seakan aku lebih tau mana yang terbaik untukku.

Maka kekasih, maafkan jika akhirnya aku harus memilih.

Kekasih, aku bukan memilih melupakanmu.
Sungguh, aku bukanlah pelupa yang handal dalam masalah rasa.

Hanya saja, aku memang harus memilih kehendak Rabbku. Itu yang terbaik untukku dan untukmu.

Kekasih, maafkan aku tak bisa menjadikanmu segalanya. Tak bisa menjadikanmu satu-satunya. Terlebih tak bisa aku menjadikanmu muara atas segala harap dan asa.

Aku milik-Nya, kekasih. Aku milik-Nya.
Tak mampu aku duakan Dia. Tak ingin aku menentang segala mau-Nya.
Tidak kekasih, aku tidak bisa.
Segalaku terletak dalam genggam-Nya.

Maka jika jarakku denganmu adalah ingin-Nya, aku bisa apa?

Dan inilah pilihanku, menjalani segala kehendak-Nya terhadapku. Sungguh, kehendak hati ini tak lebih utama dari kehendak Sang Rabbi.

Kekasih, akankah kamu mengerti semua ini?
Aku tukar apapun demi ridho-Nya, sekalipun itu berarti mencipta jarak denganmu seberapapun jauhnya.

Kekasih, percayalah, sesungguhnya aku terluka. Sejujurnya aku menanggung derita. Jarak ini mencipta lara.
Perih yang tak tergambar kata.
Luka yang lebar menganga.
Dan isak yang kutahan dalam dada.

Kekasih, aku harus pergi. Bukan darimu, tapi dari mimpiku sendiri.
Aku tak sisakan apa-apa selain doa dan keyakinan dalam dada.
Bahwa jika memang akulah rusuk hilangmu itu, yakinku suatu saat di waktu yang tepat, Dia akan menuntunmu datang dan memperjuangkanku dengan begitu hebat.

Mungkin tidak sekarang, mungkin di masa depan.
Mungkin juga tidak dunia, mungkin bisa saja di surga.

Kekasih, sekali lagi maaf karena aku telah memilih.

Selasa, 21 Juli 2015

Petualang

Selamat malam petualang. Ahh.. aku tak sabar menanti esok tiba. Aku tak sabar menanti jajak petualanganmu di hidupku.
Kamu yang mampu mengajarkan warna. Warna keberanian, warna kesetiakawanan, warna kekompakan, warna kebersamaan serta warna warni lainnya.
Duhai petualang, bila kau akan sampai di lika liku hidupku??
Mengapa sebegini lama kau tersesat di jalur terjal itu?? Tidakkah kau juga penasaran akan medan hidupku?? Berjalan bersamaku meniti tangga demi tangga, meniti jalan demi jalan setapak, menyelam dalam lautan pahit manisnya air mata??
Duhai petualang, siapapun dan bagaimanapun dirimu. Tolong jagalah dirimu di tiap perjalananmu, hingga tiba saatnya kau hadir dihidupku. Tolong jadilan penunjuk arahku, tolong jadilah kamus besarku, dan tolong jadilah pelindungku dari hewan" buas dalam hutan gelap itu.
Duhai petualang, biar tak ku tau namamu, biar mata ini belum mengenal sosokmu, biar telingga ing belum mendengar suaramu, biar hidung ini belum mencium aroma tubuhmu, bahkan tangan ini sama sekali belum pernah menyentuhmu.
Tapi sungguh hati ini merindukan dirimu, hati ini selalu memanggil sosokmu petualangku. Benak ini selalu menyuarakan tentangmu. Bahkan batin ini selalu meneriakkan rindunya untukmu.
Dan petualangku. Disini dalam diamku menantikan dirimu, Petualangku semoga lekas rindu ini berbalas indah dengan bertalinya benang merah dan putih itu.
Kini dalam do'a ku hanya mampu berpasrah, berserah kepadaNya tentang akhir pertemuan kita... :) :')

Rabu, 24 Juni 2015

Bodohnya aku..

Iya bodoh.
Aku memang bodoh. Bodoh tuk selalu kembali padamu. Padahal apa?? Entah kau mau susah" merasa kehilangan aku ataukah tidak.
Bodoh nya aku yg selalu mengharapkanmu dalam tiap nafasku. Dalam tiap hariku tanpa berfikir apakah kau juga merasakan hal yg sama.
Bodoh memang. SANGAT.
Tapi ya bagaimana. Jujur aku terlanjur jatuh. Jatuh padamu yg entah merasa kehadiranku atau pun tidak.
Aku terlanjur merasakan sayang yg begitu dalam. Sayang yg tanpa memandang siapa dirimu. Bagaimana rupamu. Karna yg ku tau aku tlah jatuh pada hatimu.
Laff U..
#RF

Teruntuk kamu..

Teruntuk kamu jiwa jiwa yg sedikit banyak meragu.
Kamu yg justru tak bersyukur akan apa adanya dirimu. Kamu yg justru setia berlomba dalam kepahitanmu.
Pernahkah sedikit terbersit dalam ingatanmu?
Bahwa ada mereka" yang tak sesempurna dirimu. Mereka" tangan"kecil itu..
Miris memang, tangan sekecil itu yg harusnya mengenyam bangku pendidikan justru meraup i butiran" nasi. Tapi yg tak kita sadari, Mereka yg meski serba kekurangan masih bisa tertawa. Mereka yg senantiasa bersyukur akan apa yg mereka dapati hari ini.
Tidakkah itu mengetuk hatimu?!
Pernahkah kau bayangkan menjadi mereka??
Jadi tolong, sedikitlah berbahagia, syukuri apapun yg kau punya saat ini.
Karena belum tentu yg kau punya saat ini, akan kau miliki hingga nanti.
Tolong netralkan pahit itu, banyak hal manis di dunia ini yg bisa kau cecap. Jangan terlalu fokus pada awal pahitnya. Coba pejamkan mata rasakan, nikmati, maka pahit itu akan pergi berganti rasa manis yg tak bisa kau ungkap.
Dan hei hidup ini terlalu singkat terlalu berharga untuk kau isi dengan muram dan kepahitan.
Jadi mari, bersama kita hadapi hari dengan senyum kebahagiaan, serta hati penuh rasa syukur. Semakin mendekatkan diri pada Sang ilahi, Allah.SWT penguasa alam ini.
#keepFight (9^.^)9

Senin, 18 Mei 2015

Tulisan tengah malam

Hai sayang..
Bagaimana hari mu?? Baik kah??
Kenapa tiada ku jumpai sedikit saja jejak tulisanmu.. jejak kabarmu..
Tak tau kah kamu sayang, di sini sungguh mencekam pada kekhawatiran.
Sungguh rindu ini tercetak jelas untukmu. Sungguh aku pun tak menyadari.
Tapi sayang d sini satu pertanyyaan ku. Mana janjimu? Janji d antara jam padatmu. Janji 1% mu untukku.
Mana? Apa yg kau maksud 1% itu janji untuk membaca pesanku. Tanpa mau membalasnya?
Jika seperti itu baik tak usah saja. Baik kau lupakan aku saja.
Jujur aku sayang. Tapi aku butuh waktu mu sedikit saja. Aku butuh mengetahu i tentangmu. Tentang cintamu, perhatian dan mungkinkah rasamu untukku.
Sayang tentu aku percaya padamu.
Tapi jujur aku cemburu. Terkadang aku ingin menjadi urusanmu. Menjadi jadwalmu. Supaya kita selalu bertemu. Supaya aku selalu kau utamakan. Dan bukannya seperti ini. Jadi yang terlupakan.